Sabtu, 29 November 2014

Resume Mengenai Citra Satelit

 A.     Pengertian Penginderaan Jarak Jauh
Penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh informasi suatu objek, daerahatau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung denganobjek, daerah atau fenomena yang dikaji (Lillesand dan Kiefer, 1990).Penginderaan jauh juga didefinisikan sebagai proses perolehan informasi tentang suatu obyek tanpaadanya kontak fisik secara langsung dengan obyek tersebut (Rees, 2001; Elachi, 2006). Informasidiperoleh dengan cara deteksi dan pengukuran berbagai perubahan yang terdapat pada lahan dimanaobyek berada. Proses tersebut dilakukan dengan cara perabaan atau perekaman energi yang dipantulkanatau dipancarkan, memproses, menganalisa dan menerapkan informasi tersebut. Data penginderaan jauhmemerlukan pengolahan untuk dapat digunakan sebagai sumber informasi suatu wilayah, Data penginderaan jauh berupa citra (imagery). Data tersebut dapat dianalisis untuk mendapatkan informasi tentang objek, daerah atau fenomena yang diteliti. Proses penerjemahan data pengindredaran jauhmenjadi informasi disebut interpretasi data. Apabila dilakukan secara digital disebut interpretasi citra digital (Digital image interpretation).
B.      Jenis Citra Pada Penginderaan Jarak Jauh
Kegiatan pengindraan jauh memberikan  produk atau hasil berupa keluaran atau citra. Citra adalah gambaran suatu objek yang tampak pada cermin melalui lensa kamera  atau hasil pengindraan yang telah dicetak
Citra dapat  dibedakan  menjadi dua, yaitu citra foto dan citra nonfoto
1. Citra Foto
Citra foto adalah  gambaran suatu objek yang dibuat dari pesawat  udara, dengan  menggunakan kamera  udara  sebagai  alat pemotret. Hasilnya dikenal dengan  istilah foto udara. Citra foto dapat dibedakan menurut beberapa aspek, antara  lain sebagai berikut.
a.   Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik yang Digunakan
Berdasarkan spektrum  elektromagnetik yang digunakan,  citra foto dapat dibedakan  menjadi 3, yaitu:
1)  Foto Ultraviolet
Foto Ultraviolet adalah  foto yang dibuat dengan  menggunakan spektrum ultraviolet dekat dengan  panjang  gelombang  0,29 mikrometer. Cirinya adalah mudah untuk mengenali  beberapa objek karena  perbedaan warna yang sangat kontras. Kelemahan  dari citra foto ini adalah tidak banyak informasi yang dapat disadap.  Foto  ini sangat  baik untuk  mendeteksi  tumpahan minyak  di laut, membedakan atap  logam yang tidak dicat, jaringan jalan aspal, batuan  kapur, juga untuk mengetahui, mendeteksi,  dan memantau sumber  daya air.
2)  Foto Ortokromatik
Foto Ortokromatik adalah foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 – 0,56 mikrometer). Cirinya banyak  objek yang bisa tampak  jelas. Foto  ini bermanfaat untuk studi pantai karena filmnya peka terhadap objek di bawah permukaan air hingga kedalaman kurang lebih 20  meter.
3)  Foto Pankromatrik
Foto pankromatrik adalah foto yang menggunakan seluruh spektrum tampak mata mulai dari warna merah hingga ungu. Kepekaan film hampir sama dengan kepekaan mata  manusia.  Pada  umumnya  digunakan  film sebagai  negatif dan kertas  sebagai  positifnya.  Wujudnya seperti  pada  foto,  tetapi  bersifat tembus cahaya.  Foto pankromatik dibedakan menjadi 2 yaitu pankromatik hitam putih dan foto infra merah.
a)    Foto Pankromatrik Hitam Putih
rona  pada  objek  serupa  dengan  warna  pada  objek  aslinya,  karena kepekaan film sama dengan   kepekaan mata  manusia,
resolusi spasialnya  halus,
stabilitas dimensional  tinggi, dan
foto pankromatrik hitam putih telah lama dikembangkan sehingga  orang telah terbiasa menggunakannya.
Foto Pankromatrik digunakan dalam berbagai bidang, sebagai berikut.
Di bidang pertanian, untuk pengenalan dan klasifikasi jenis tanaman, evaluasi kondisi tanaman, dan perkiraan  jumlah produksi tanaman,
Di bidang  kehutanan, digunakan  untuk  identifikasi  jenis  pohon, perkiraan  volume kayu, dan perkembangan luas hutan,
 Di bidang sumber  daya air, digunakan  untuk mendeteksi  pencemaran air, evaluasi kerusakan akibat banjir, agihan air tanah,  dan air permukaan,
Di bidang perencanaan kota dan wilayah, digunakan untuk penafsiran jumlah dan agihan penduduk,  studi lalu lintas, studi kualitas perumahan, penentuan jalur transportasi, dan pemilihan  letak berbagai  bangunan penting,
Penelitian  ekologi hewan  liar, berguna  untuk mendeteksi  habitat  dan untuk pencacahan jumlah populasinya, dan
 Evaluasi dampak  lingkungan.
b)    Foto Infra Merah
Foto infra merah adalah foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum  infra  merah  dekat,  dengan   panjang  gelombang   0,9  – 1,2 mikrometer, yang dibuat secara  khusus yang terletak pada  saluran merah dan  sebagian  saluran  hijau. Cirinya dapat  mencapai bagian  dalam  daun, sehingga  rona  pada  foto infra merah  daun  tidak ditentukan  berdasarkan warna tetapi  oleh sifat jaringannya.
Perbedaan antara foto infra merah dengan film pankromatik hitam putih terletak pada kepekaannya.
Foto infra merah mempunyai  beberapa keunggulan,  antara  lain:
Mempunyai  sifat pantulan  khusus bagi vegetasi,
Daya tembusnya  yang besar terhadap kabut tipis, dan
Daya serap yang besar terhadap air.
Kelemahan  foto infra merah antara lain:
Adanya  efek bayangan  gelap  karena  saluran  infra merah  dekat  tidak peka terhadap sinar baur dan sinar yang dipolarisasikan,
Sifat tembusnya  kecil terhadap air, dan
Kecepatan yang rendah  dalam pemotretan.
Infra merah  berwarna  mempunyai  keunggulan  pada  warnanya  yang tidak serupa  dengan  warna aslinya. Dengan  warna semu itu banyak objek pada  foto ini menjadi mudah  dikenali.
Foto  inframerah  berwarna  banyak  digunakan  dalam bidang:
Kemiliteran,  untuk mengetahui kondisi suatu hutan,  karena tanaman tidak  akan  terpantulkan melainkan objek yang ada disekitarnya;
Bidang  pertanian dan  kehutanan, yaitu untuk mendeteksi atau membedakan tanaman yang sehat dan tanaman yang terserang  penyakit;
 b.  Berdasarkan  Arah Sumbu Kamera ke  Permukaan Bumi
Berdasarkan arah  sumbu  kamera  ke permukaan bumi,  citra  foto  dapat dibedakan  menjadi 2, yaitu foto vertikal (tegak) dan foto condong  (miring).
 Foto  vertikal atau  foto  tegak  (orto  photograph), yaitu foto  yang  dibuat dengan  sumbu kamera  tegak lurus terhadap permukaan bumi.
Foto  condong  atau  miring  (oblique photograph), yaitu foto yang dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke permukaan bumi.  Sudut  ini umumnya  sebesar  10 derajat atau  lebih besar,  tetapi  bila sudut condongnya masih berkisar antara  1 – 4 derajat, foto yang dihasilkan masih digolongkan  sebagai foto vertikal.
Foto condong dibedakan menjadi menjadi dua, sebagai berikut.
Foto  agak  condong   (low oblique photograph), yaitu apabila pada foto tampak  cakrawalanya.
 Foto sangat condong (high oblique photograph), yaitu apabila cakrawala tidak tergambar pada  foto.
c.    Berdasarkan Jenis Kamera yang Digunakan
Berdasarkan jenis kamera  yang  digunakan,  citra  foto  dapat  dibedakan menjadi 2, yaitu foto tunggal dan foto jamak.
Foto tunggal, yaitu foto yang dibuat dengan  kamera  tunggal. Tiap daerah liputan foto hanya  tergambar satu lembar foto.
Foto  jamak,  yaitu beberapa foto  yang  dibuat  pada  saat  yang  sama  dan menggambarkan daerah  liputan yang sama.
d.  Berdasarkan Warna yang Digunakan
Berdasarkan warna yang digunakan, citra foto dibedakan menjadi dua, yaitu foto berwarna  semu dan foto berwarna  asli.
 Foto  berwarna  semu  (false  color)  atau  foto  infra merah  berwarna.  Pada foto ini warna objek tidak sama dengan  warna foto. Misal, pada foto suatu vegetasi berwarna  merah  sedangkan  warna aslinya adalah hijau.
Foto warna asli (true color), yaitu foto pankromatik berwarna.  Dalam foto berwarna  asli lebih mudah  penggunaannya karena  foto  yang  tergambar mirip dengan  objek aslinya.
e.   Berdasarkan Wahana yang Digunakan
Berdasarkan wahana  yang digunakan,  citra foto dapat  dibagi menjadi foto udara dan foto satelit.
 Foto udara,  yaitu foto yang dibuat dari pesawat/balon udara.
 Foto satelit atau foto orbital, yaitu foto yang dibuat dari satelit.
2.  Citra Nonfoto
Citra nonfoto  adalah gambaran suatu objek yang diambil dari satelit dengan menggunakan sensor.  Hasilnya dikenal dengan  istilah foto satelit.
Citra nonfoto  dapat  dibedakan  sebagai berikut.

a.  Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik
Berdasarkan spektrum  elektromagnetik  yang  digunakan,  citra  nonfoto dibedakan  menjadi 2 sebagai  berikut.
Citra  infra merah  termal,  yaitu citra yang  dibuat dengan  spektrum  infra merah  ther mal.  Pengindraan  pada  spektrum  ini berdasarkan  pada perbedaan suhu objek dan daya pancarnya pada  citra, tercermin  dengan adanya  perbedaan rona  atau warnanya.
Citra  radar  dan  citra  gelombang  mikro,  yaitu citra  yang  dibuat  dengan spektrum  gelombang  mikro.  Citra  radar  merupakan hasil pengindraan dengan  sistem aktif yaitu dengan  sumber tenaga  buatan.  Citra gelombang mikro dihasilkan dengan  sistem pasif yaitu dengan  menggunakan sumber tenaga  alamiah.
 b.  Berdasarkan Sensor yang Digunakan
Berdasarkan sensor  yang digunakan,  citra nonfoto  dibedakan  menjadi 2, sebagai  berikut.
Citra tunggal, yaitu citra yang dibuat dengan  sensor tunggal.
Citra multispektral,  yaitu citra yang dibuat dengan  sensor  jamak.
 c.    Berdasarkan Wahana yang Digunakan
Berdasarkan wahana  yang digunakan,  citra nonfoto  dibedakan  menjadi 2, sebagai  berikut.
Citra dirgantara  (Airborne image), yaitu citra yang dibuat dengan  wahana yang beroperasi  di udara (dirgantara).
Contoh: citra infra merah thermal, citra radar, dan citra MSS.
Citra  satelit  (Satellite/Spaceborne Image),  yaitu citra  yang  dibuat  dari antariksa  atau angkasa  luar. Citra ini dibedakan  menurut  penggunaannya, sebagai  berikut.
Benda yang tergambar pada citra dapat dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor, yaitu sebagai berikut.
Ciri spasial, adalah ciri yang berkaitan dengan ruang, yang meliputi bentuk, ukuran, tekstur, pola, situs, bayangan, dan asosiasi.
Ciri spektral, adalah ciri yang dihasilkan oleh tenaga elektromagnetik dengan benda yang dinyatakan dengan rona dan warna. Rona adalah tingkat kehitaman atau keabuan suatu gambar objek pada citra. Benda yang banyak memantulkan atau memancarkan tenaga, maka rona pada citra berwarna asli tampak cerah.
Ciri temporal, adalah ciri yang terkait dengan umur dan waktu benda pada saat perekaman, misalnya rekaman sungai musim hujan tampak cerah, sedang pada musim kemarau tampak gelap.
a)      Citra Satelit untuk pengindraan planet. Contoh Citra Satelit Viking (AS), Citra Satelit Venera  (Rusia).
b)      Citra Satelit untuk pengindraan cuaca.  Contoh  NOAA (AS) dan Citra Meteor  (Rusia).
c)       Citra  Satelit  untuk  pengindraan sumber  daya  bumi.  Contoh   Citra Landsat  (AS), Citra Soyuz (Rusia), dan Citra SPOT  (Perancis).
d)      Citra  Satelit  untuk  pengindraan laut.  Contoh  Citra  Seasat  (AS) dan Citra  MOS (Jepang).


·         Satelit Landsat (land satelite)

Citra Landsat TM merupakan salah satu jenis citra satelit penginderaan jauh yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh pasif. Landsat memiliki 7 saluran dimana tiap saluran menggunakan panjang gelombang tertentu. Satelit landsat merupakan satelit dengan jenis orbit sunsynkron (mengorbit bumi dengan hampir melewati kutub, memotong arah rotasi bumi dengan sudut inklinasi 98,2 derajat dan ketinggian orbitnya 705 km dari permukaan bumi. Luas liputan per scene 185 km x 185 km. Landsat mempunyai kemampuan untuk meliput daerah yang sama pada permukaan bumi pada setiap 16 hari, pada ketinggian orbit 705 km (Sitanggang, 1999 dalam Ratnasari, 2000). Fungsi dari satelit landsat adalah untuk pemetaan penutupan lahan, pemetaan penggunaan lahan, pemetaan tanah, pemetaan geologi, dan pemetaan suhu permukaan laut.
Salah Satu Contoh Landsat
·       
             
             Satelit SPOT (systeme pour I’observation de la terre)

Merupakan satelit milik perancis yang mengusung pengindera HRV (SPOT1,2,3,4) dan HRG (SPOT5). Satelit ini mengorbit pada ketinggian 830 km dengan sudut inklinasi 80 derajat. satelit SPOT memiliki keunggulan pada sistem sensornya yang membawa dua sensor identik yang disebut HRVIR (haute resolution visibel infrared). Masing-masing sensor dapat diatur sumbu pengamatanya kekiri dan kekanan memotong arah lintasan satelit merekam sampai 7 bidang liputan. Fungsi dari satelit SPOT adalah untuk akurasi monitoring bumi secara global.
Salah satu jenis citra satelite SPOT
·         
             
       Satelit ASTER (advanced spaceborne emission and reflecton radiometer)

Satelit yang dikembangkan negara Jepang dimana sensor yang dibawa terdiri dari VNIR, SWIR, dan TIR. Satelit ini memiliki orbit sunshyncronus yaitu orbit satelit yang menyelaraskan pergerakan satelit dalam orbit presisi bidang orbit dan pergerakan bumi mengelilingi matahari, sedemikian rupa sehingga satelit tersebut akan melewati lokasi tertentu di permukaan bumi selalu pada waktu lokal yang sama setiap harinya. Ketinggian orbitnya 707 km dengan sudut inklinasi 98,2 derajat.
Salah satu contoh citra satelit ASTER
·         
       
       Satelit QUICKBIRD

Merupakan satelit resolusi tinggi dengan resolusi spasial 61 cm, mengorbit pada ketinggian 450 km secara sinkron matahari, satelit ini memiliki dua sensor utama yaitu pankromatik dan multispektral. Quickbird diluncurkan pada bulan oktober 2001 di California, AS. Quickbird memiliki empat saluran (band). Fungsi dari satelit QUICKBIRD adalah untuk mendukung aplikasi kekotaan, pengenalan pola permukiman, perluasan daerah terbangun, menyajikan variasi fenomena yang tekait dengan kota, dan untuk lahan pertanian, terkait dengan umur, kesehatan, dan kerapatan tanaman semusim, sehingga seringkali dipakai untuk menaksir tingkat produksi secara regional.
Salah satu contoh citra satelit QUICKBIRD
·         
       
       Satelit IKONOS

Ikonos adalah satelit resolusi spasial tinggi yang diluncurkan bulan september 1999. merekam data multispektral 4 kanal pada resolusi 4 m. Ketinggian orbitnya 681 km. Citra resolusi tinggi sangat cocok untuk analisis detil, misalnya wilayah perkotaan tapi tidak efektif apabila digunakan untuk analisis yang bersifat regional. Fungsi dari satelit IKONOS adalah untuk pemetaan topografi dari skala kecil hingga menengah, menghasilkan peta baru, memperbaharui peta topografi yang sudah ada, dan mengoptimalkan penggunaan pupuk dan herbisida.
Salah satu contoh citra satelite IKONOS
·         
    
       Satelit ALOS

Jepang menjadi salah satu negara yang paling inovatif dalam pengembangan teknologi satelit penginderajaan jarak jauh setelah diluncurkannya satelit ALOS (Advaced Land Observing Satellite) pada tanggal 24 Januari 2006. ALOS adalah satelit pemantau lingkungan yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan kartografi, observasi wilayah,pemantauan bencana alam dan survey sumber daya alam.
Salah satu contoh citra satelit ALOS
·        

      Satelit GeoEye

GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat Bumi yang pembuatannya disponsori oleh Google dan National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) yang diluncurkan pada 6 September 2008 dari Vandenberg Air Force Base, California, AS. Satelit ini mampu memetakan gambar dengan resolusi gambar yang sangat tinggi dan merupakan satelit komersial dengan pencitraan gambar tertinggi yang ada di orbit bumi saat ini.
Salah satu contoh citra satelit geoeye
·         

       Satelit WorldView

Satelit World View-2 adalah satelit generasi terbaru dari Digital globe yang diluncurkan pada tanggal 8 Oktober 2009. Citra Satelit yang dihasilkan selain memiliki resolusi spasial yang tinggi juga memiliki resolusi spectral yang lebih lengkap dibandingkan produk citra sebelumnya. Resolusi spasial yang dimiliki citra satelit WorldView-2 ini lebih tinggi, yaitu : 0.46 m – 0.5 m untuk citra pankromatik dan 1.84 m untuk citra multispektral. Citra multispektral dari World View-2 ini memiliki jumlah band sebanyak 8 band, sehingga sangat memadai bagi keperluan analisis-analisis spasial sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Salah satu contoh citra satelit world view
·     

            Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration)
Satelit NOAA merupakan satelit meterologi generasi ketiga milik ”National Oceanicand Atmospheric Administration” (NOAA) Amerika Serikat. Munculnya satelit ini untukmenggantikan generasi satelit sebelumnya, seperti seri TIROS (Television and Infra Red Observation Sattelite, tahun 1960-1965) dan seri IOS (Infra Red Observation Sattelite,tahun 1970-1976). Konfigurasi satelit NOAA adalah pada ketinggian orbit 833-870 km,inklinasi sekitar 98,7 ° – 98,9 °, mempunyai kemampuan mengindera suatu daerah 2 x dalam 24 jam (sehari semalam).
Seri NOAA ini dilengkapi dengan 6 (enam) sensor utama, yaitu :
1. AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer);
2. TOVS (Tiros Operational Vertical Sonde);
3. HIRS (High Resolution Infrared Sounder (bagian dari TOVS);
4. DCS (Data Collection System)
5. SEM (Space Environtment Monitor);
6. SARSAT (Search And Rescue Satelite System).
Satelit NOAA digunakan untuk membuat peta suhu permukaan laut (Sea Surface Temperature Maps/SST Maps), monitoring iklim, studi El Nino, dan deteksi ars laut untuk memandu kapal-kapal pada dasar laut dengan ikan berlimpah.
Salah satu contoh citra satelit NOAA


Selain dari citra satelit yang disebutkan di atas, masih ada tiga jenis citra satelit lagi yang sering digunakan, yaitu Terra, IRS (The Indian Remote Sensing) dan Meteosat.
·         Terra
Terra adalah sebuah citra satelit yang merupakan sebuah spectrometer citra beresolusi tinggi yang dapat mengamati tempat yang sama di permukaan bumi setiap hari. Fungsi dari citra satelit ini adalah untuk pengamatan vegetasi, radiasi permukaan bumi, pendeteksian tutupan lahan, pendeteksian kebakaran hutan, dan pengkuran suhu permukaan bumi.
Salah satu contoh citra satelit TERRA
·         
      
      The Indian Remote Sensing (IRS)
IRS adalah sistem satelit untuk meyediakan informasi manajemen sumberdaya alam yang berharga. Fungsi dari citra satelit ini adalah untu perencanaan perkotaan dan manajemen bencana.
Salah satu contoh citra satelit IRS
·         
       Meteosat

Meteosat adalah sebuah satelit geostasioner yang digunakan dalam program meteorologi dunia. Mengamati fenomena yang relevan bagi ahli meteorologi.
Salah satu contoh citra satelit Meteosat

Kegunaan Citra Satelit antara lain :

Bidang Kelautan
1.       Pengamatan sifat fisis air laut.
2.       Pengamatan pasang surut air laut dan gelombang laut.
3.       Pemetaan perubahan pantai, abrasi, sedimentasi, dan lain-lain.

Bidang Hidrologi
1.       Pemanfaatan daerah aliran sungai (DAS) dan konservasi sungai.
2.       Pemetaan sungai dan studi sedimentasi sungai.
3.       Pemanfaatan luas daerah dan intensitas banjir.

Bidang Geologi
1.       Menentukan struktur geologi dan macamnya.
2.       Pemantauan daerah bencana (gempa, kebakaran) dan pemantauan debu vulkanik.
3.       Pemantauan distribusi sumber daya alam.
4.       Pemantauan pencemaran laut dan lapisan minyak di laut.

Pemanfaatan di bidang pertahanan dan militer.
1.       Pemantauan permukaan, di samping pemotretan dengan pesawat terbang dan aplikasisistem informasi geografi (SIG).

Bidang Meteorologi dan Klimatologi
1.       Membantu analisis cuaca dengan menentukan daerah tekanan rendah dan daerah bertekanan tinggi, daerah hujan, dan badai siklon.
2.       Mengetahui sistem atau pola angin permukaan.
3.       Permodelan meteorologi dan data klimatologi.
4.       Untuk pengamatan iklim suatu daerah melalui pengamatan tingkat kewarnaan dan kandungan air di udara.

Bidang Oseanografi
1.       Pengamatan sifat fisis air seperti suhu, warna, kadar garam dan arus laut.
2.       Pengamatan pasang srut dengan gelombang laut (tinggi, frekuensi, arah).
3.       Mencari distribusi suhu permukaan.
4.       Studi perubahan pasir pantai akibat erosi dan sedimentasi

Bidang Tata Ruang
1.       Perencanaan wilayah untuk pemekaran (perencanaan pembangunan
2.       Perencanaan infrastruktur transportasi semisal jalan tol dan kereta api
3.       Perencanan kawasan Industri

Harga Citra Satelit :
·         Harga citra Ikonos adalah 37 USD/Km2
·         Harga citra QuickBird adalah 24 USD/Km2
·         Harga citra OrbView 3 adalah 10 USD/Km2

Harga rata-rata citra satelit resolusi berkisar antara 10 – 40 USD/Km2

Sebagai contoh, untuk data seluas 300 Km2  (hampir ½ wilayah DKI Jakarta), dengan asumsi harga citra 40 USD, maka diperlukan biaya sebesar Rp 120.000.000,00. Harga ini akan setara\dengan biaya operasional 4 pesawat selama 8 jam ( asumsi biaya operasional pesawat Rp 7.500.000,00/jam).

Sumber :


Rangkuman Pemetaan Ekonomi


Tema : Jurnal Pemetaan Ekonomi

Pemetaan Neraca dan Valuasi Ekonomi Sumber Daya Pulau Kecil

Dalam penelitian ini yang termasuk kategori pulau kecil adalah pulau dengan luas kurang lebih 2000 km2 beserta ekosistemnya (UU RI No.17 Tahun 2007). Di dalam ekosistem pulau kecil ekosistem laut sangat kuat mempengaruhi habitat daratan serta mempunyai berbagai fungsi ekologi dan ekonomi.

Obejektif kajian : mengevaluasi neraca dan valuasi ekonomi sumber daya alam pulau kecil dengan menggunakan penderiaan jauh dan Sistem Informasi Geografis serta memetakannya.

Kawasan kajian               
·         Kawasan kajian : Kabupaten Pangkajane dan Kepulauan (Kab. Pangkep) Kecamatan Liukang Kalmas dan Liukang Tangaya.
·         Luas                   : 1. Daratan : 898,29 km2
                                           2. Lautan  : 11.464,44 km2
                                 Kawasan lautan berada di : 1. Kecamatan Liukang Kalmas
                                                                             2. Kecamatan Liukang Tangaya
                                                                             3. Kecamatan Liukang Tupabiring
·         Banyak pulau     : 112 pulau berpenghuni dan 47 pulau tak berpenghuni.









Data dan Metoda
·         Bahan
Materi yang di gunakan:
1.      Peta Lingkungan Pantai Indonesia skala 1:50.000 (peta dasar).
2.      Citra Satelitland satelit TM tahun 1999, digunakan sebagai sumber data awal.
3.      Data statistik deret masa (data perikanan, data produksi, data harga ikan dan sebagainya) data perikanan Kabupaten Pangkep.
4.      Data sosial ekonomi, mendapat informasi secara langsung (nelayan) berupa data cos (pengeluaran) dan data pemasukan serta.
       Software :
1.      Software pengolah Citra.
2.      Software GIS Arview 3.3.
3.      Software Arc Pad 6.0.3.

·         Peta Neraca Sumber Daya Pulau Kecil
Terdapat 2 interpretasi bagi kedua citra satelit:
1.      Interpretasi visual : kelas sumber daya alam laut seperti terumbu karang, lamun, dan pasir.
2.      Interpretasi visual penutup tanah, seperti mangrove, perkebunan, tanah terbiar, dan hutan tanah kering.


Metode penilaian ekonomi
·         Data primer : di peroleh dari pengamatan langsung
·         Data sekunder : dikumpulkan dari kerajaan tempatan, pejabat perikanan, Badan Statistik Negara, dan lembaga-lembaga terkait dengan bahan-bahan dari data penyelidikan yang
pernah dilakukan.








Hasil dan Perbincangan

Berdasarkan analisis
Sumber Daya
Jumlah awal
(thn 1999)
Jumlah
(berkurang thn 2007)
Jumlah
(bertambah thn 2007)
Terumbu Karang
45.660,14 ha
17,68 ha menjadi 45.642,46 ha

-
Lamun
10.509,92 ha
-
637,74 ha menjadi 11.147,66 ha
Pasir
12.583,16 ha
620,08 ha  menjadi 11.963,08 ha

Kebun Kelapa
518.475 ha
-
164,79 ha menjadi 683.265 ha

Maka jumlah Sumber Daya yang ada di Kepulauan kecil adalah di Kecamatan Liukang Kalmas dan Liukang Tangaya adalah Rp 478.027,242 per hektar per tahun pada tahun kajian tersebut.






Daftar Pustaka

Fauzi A (2004) Ekonomi sumberdaya alam dan lingkungan: Aplikasi dan teori. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta. 259 pp.
Fakhrudin A et. al. (2008) Uji aplikasi model valuasi ekonomi sumberdaya pulau-pulau kecil.
Bogor. 137 pp. 
Lyzenga RD (1978) Shallow water using combined bathymetri liabilities LIDAR and
multispectral scanner data. Int'l. Journal of Remote Sensing 6 (1).
Muller K (1999) Diving Indonesia: A guide to the world's greatest diving. Periplus Edition,
Singapore. 332 p.
Noveria M, Aswatini, Harfina D, Pranoto A (2007) Kondisi sosial COREMAP location II: Studi
kasus Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. CRITC-LIPI, Jakarta.
Suriadi AB et. al. (2003) Spesifikasi teknis invetarisasi sumber daya alam laut dan pesisir. Pusat
Survei Sumber Daya Alam Laut BAKOSURTANAL, Cibinong. 113 p.